November 28, 2010

Tanjakan? No Problem!


saya kali ini memberikan tips dan trik untuk mengatasi kesulitan ketika kita bersepeda pada trak tanjakan.
Persipan fisik yang matang dan kondisi sepeda yang fit tentunya menjadi hal pokok ketika kita bersepeda dimedan atau trek apapun baik flat trek (mendatar), descent (turunan) dan Climb (tanjakan).
Para penggemar Road bike (sepeda balap) tentunya bersepeda dijalan aspal yang cenderung halus, tidak menuntup kemungkinan para rider MTB juga bersepeda dijalan aspal untuk Cross Country atau keseharian dalam bersepeda baik untuk bekerja, sekolah ataupun sekedar berolahraga (fitness).
Medan aspal lebih cenderung digemari para roadbiker sedangkan medan offroad lebih cenderung untuk rider MTB, tips dan trik apakah yang tepat mengatasi medan tanjakan (climb) baik untuk road biker ataupun rider MTB.
Penyesuaian suspensi, teknik shifting (gigi transmisi), posisi ketinggian seatpost dan posi badan sangat menentukan kenyamanan kita ketika melibas tanjakan.
Penyesuaian Suspensi :
Tips ini untuk para rider MTB terutama cross country (XC) baik untuk medan aspal maupun offroad ringan. Ketika menghadapi tanjakan usahakan kunci (lock) suspensi depan anda agar tidak bekerja naik – turun.
Tips ini dengan tujuan ketika menanjak dan anda berdiri diatas sadel (sadle) untuk melakukan kayuhan pedal yang kuat, energi dan tenaga anda tidak terbuang percuma karena suspensi depan yang naik turun.
Suspensi yang static membuat energi ketika kita mengayuh sepeda dengan berdiri benar-benar tersalurkan secara menyeluruh pada crank.
Untuk sepeda MTB yang tidak mempunyai sistem lock, sebaiknya rider tidak dalam posisi berdiri ketika mengayuh pada tanjakan.
Untuk roadbiker penyesuaian suspensi tidak perlu karena fork depan sepeda balap sudah static.
Teknik Shifting
Tips ini berlaku untuk rider MTB maupun Roadbiker, shifting atau yang lebih dikenal dengan pemindahan gigi transmisi tentunya sudah akrab bagi anda penggemar olah raga sepeda. Shifter biasnya terletak pada handle bar (stang kemudi) sepeda kita. Shifter adalah perangkat yang terhubung dengan FD (front deraileur) dan RD (rear derailleur), FD dan RD inilah yang bertugas memidahkan gigi (chainrings) baik depan maupun belakang.
Shifting yang benar pada saat tanjakan tentunya akan memberikan kenyamanan tersendiri bagi rider.
Untuk rider yang mempunyai power (tenaga) dan otot kaki yang kuat, tidak menjadi masalah menggunakan Chainring (gir) depan paling besar dan gir belakang paling kecil,  karena shifting dengan model ini akan memberikan akselari maksimum pada saat kita menganyuh sepeda.
Untuk rider pemula shifting dengan menggunakan chainring (gir) depan paling kecil  dan belakang paling besar, memberikan kenyamanan ketika mengayuh pedal. Konsekuensi teknik shifting seperti ini, sepeda berjalan pelan. Tips untuk teknik ini usakan untuk tidak berdiri diatas sadel akan tetapi percepat putaran kayuhan pedal rider.
Dengan berlatih dan kebiasaan bersepeda, kita akan menemukan sendiri kemampuan otot kaki kita ketika menghadapi medan tanjakan, semakin sering bersepeda dan berlatih ditanjakan rider dapat mengukur shifting pada gir berapa yang tepat untuk menghadapi climb trek.
Posisi ketinggian Seatpost dan Sadel (sadle)
Seatpost (dudukan sadel) tentunya tidak terpisahkan dengan sadel (tempat duduk rider). Energi dan tenaga rider ketika melewati trek menanjak (climb) banyak terkuras. Tips untuk pengaturan seatpost ketika melewati tanjakan adalah usakan seatpost pada posisi maksimum kayuhan rider.
Ukur panjang kaki rider dengan meteran dengan tujuan memperoleh hasil yang akurat, tarik meteran dari telapak kaki hingga pangkal selangka. Kemudian ukur panjang Crank leght (lengan crank), misal panjang kaki 75cm dan crank lengt 25cm total adalah 95cm.
Tarik keatas meteran dari poros BB (Buttom Bracket) hingga sadle, sesuaikan ketinggian sadle dengan ukuran yang sudah anda peroleh. Ukuran tersebut merupakan titik maksimum ketika kaki kita mengayuh sepeda.
Jika terasa kurang nyaman kurangi ketinggian seatpost, tetap diingat bahwa posisi kaki haruslah hampir lurus ketika anda naik diatas sadle dan telapak kaki dipedal arah pedal jam enam (180 derajat).
Tips pengaturan ketinggian seatpost tersebut bertujuan agar energi dan tenaga rider ketika menganyuh diatas sadle tidak terbuang percuma.
Posisi Rider (Berdiri dan Duduk)
Standing Up (berdiri)
Kelebihan :
- Otot kaki bekerja maksimal dan menyeluruh, tekanan tidak hanya pada satu otot.
- Diperlukan power yang besar, sehingga akselerasi pada saat tanjakan menjadi lebih mudah.
Kekurangan :
- Rider menggunakan lebih banyak energi, karena kaki menopang berat tubuh secara keseluruhan.
- Posisi berdiri ketika menanjak mengakibatkan rider tidak bisa berjalan pelan karena cenderung melakukan akselerasi cepat.
Sitting Down (Duduk)
Kelebihan :
- Posisi rider duduk diatas sadel tentunya membuat badan terasa lebih rileks (santai), karena energy tidak terkuras berlebih.
- Beban tubuh bertumpu pada sepeda bukan pada kaki, otomatis energy yang anda punya lebih hemat.
- Rider dapat mengatur ritme bersepeda, baik untuk akselerasi cepat maupun perlahan.
Kekurangan :
- Rider dapat merasakan sakit yang berulang-ulang pada satu otot ketika trek tanjakan.
Pada dasarnya posisi duduk ketika bersepeda di medan tanjakan lebih baik dibandingkan ketika kita berdiri, energi yang kita keluarkan lebih sedikit dibandingkan posisi berdiri (standing-up).
Ketika rider melewati tanjakan yang tinggi, rider dapat mengkombinasikan 2 metode tersebut.
Posisi berdiri yang singkat ketika tanjakan tajam dapat menaikan ritme kayuhan sepeda kita.
Fokuskan posisi berdiri kita ketika mengayuh pada putaran crank, tips ini dapat menjaga tubuh tetap santai.
Kondisi sepeda yang prima juga sangat menentukan kesukseskan kita ketika melibas trek tanjakan. Berikan pelumas pada bagian pedal dan crankset.
Untuk roadbiker posiskan lengan tangan pada handle bar bagian atas dan usahankan lengan tangan tetap pada posisi santai.
Untuk rider MTB dan Roadbiker yang menggunakan flat bar, anda dapat menambah aksesoris pada handle bar berupa Tanduk (Bar End). Fungsi Bar End lebih untuk kenyamanan rider ketika menanjak.

sumber: zonasepeda.com

ON Bike Cannondale Limited Edition

Sepeda terbaru dengan bentuk yang tidak wajar, merupakan pengembangan konsep Onbike Cannondale pada Euro bike 2007. Onbike bisa dibilang sepeda hanya dengan satu sisi, bagian drive train terhubung langsung antara frame utama dengan roda belakang.
Onbike menggunakan teknologi internal Gear, bagian rantai tertutup dengan sempurana dengan casing elegan. Dengan model Case close tersebut menjadikan onbike bebas perawatan, bersih dan efisien.
Onbike Cannondale 2010 - Foto Cannondale.com
Struktur Rantai menggunakan teknologi Billet menjadikan Onbike sangat kaku dan ringan.
Internal Cable routing menjadikan Onbike terlihat sangat rapi dan ringkas, internal gear 9 speed disempurnakan dengan rem depan-belakang Cakram.
Onbike Original Concept 2007
Onbike diproduksi hanya 250 unit, tiap Onbike diberi nomor khusus, rencananya di eropa hanya dipasarkan sekitar 99 unit.
Seperti apakah spesifikasi sepeda unik Onbike tersebut :
Casing Rantai Tertutup
System Integrated Chain Case Technology“, di mana casing rantai hanya satu sisi, tertutup total, merupakan bagian dari frame sepeda. Teknologi Canondale tersebut menjadikan Onbike 2010 bersih dan efisien dengan sistem penggerak internal gear 9 dikombinasikan dengan rem cakram.
Spesifikasi :
Cannondale Onbike Spec
Internal Gear, System Integrated Chain Case Technology - Foto Cannondale.com
Onbike 2010 - Foto cannondale.com
Onbike Cannondale 2010 - foto cannondale.com
Onbike Cannondale Limited Edition tersebut dibandrol dengan harga sekitar $7,000 USD.

sumber: zonasepeda.com

November 24, 2010

Fixed Gear Merajalela


Sepeda fixed gear di mana-mana. Sepeda dengan ketidakmampuan untuk meluncur sendiri tanpa pedal berhenti berputar ini, makin merajalela di kota-kota besar di Indonesia. Mulai yang menggunakannya untuk alat transportasi atau olahraga, hingga yang menjadikannya fashion statement.
Sebenarnya, apa itu sepeda fixed gear, dan kenapa bisa menjadi sedemikian populernya di seluruh dunia?
Sejarah Singkat
Sebetulnya, sepeda fixed gear adalah bentuk paling “primitif” dari sebuah sepeda. “Anda bisa menambahkan apa saja pada sebuah sepeda, tapi akan ada saatnya di mana anda tidak bisa mengurangi komponen sebuah sepeda tanpa menghilangkan fungsi dasarnya. Itulah fixed gear,” kata Graeme Obree, pemegang rekor Hour Record dari Inggris.
Pada awalnya, semua sepeda nggak punya rantai. Entah dikayuh dengan kedua kaki macam otopet, atau memiliki pedal yang langsung terhubung ke as roda, sehingga tiap kayuhan kaki langsung memutar roda sepeda. Kelemahan dari teknologi ini, bila kita menginginkan sepeda berjalan lebih jauh tiap satu putaran pedal, berarti diameter roda harus dibuat sebesar mungkin. Batas diameter yang mungkin adalah dua kali panjang kaki pengendaranya, dan sepeda dengan roda sebesar itu sangat nggak stabil pengendaliannya. Bahaya.
Selanjutnya, kelemahan ini diatasi dengan menggunakan diameter roda yang tidak begitu besar untuk mengurangi bahaya. Untuk membuat sepeda berjalan lebih jauh setiap satu putaran pedal, maka digunakan mekanisme roda gigi dan rantai yang bisa diset dengan rasio tertentu. Ya, mirip dengan sepeda yang kita lihat sekarang.
Pada saat itu, posisi roda gigi belakang (yang terhubung ke roda belakang) adalah tetap, atau fixed. Tiap putaran pedal akan memutar roda, dan begitu pula sebaliknya. Nah, inilah yang disebut fixed gear, atau bahasa sininya “doltrap”. Karena bentuk sistem penggerak ini masih dianggap berbahaya untuk mayoritas orang, maka selanjutnya dikembangkanlah mekanisme freewheel, yang memungkinkan sepeda meluncur sendiri meskipun pedal berhenti dikayuh, atau coasting.
Dari Velodrom ke Jalanan
Sepeda fixed gear, awalnya murni digunakan untuk perlombaan di velodrom, atau kompetisi track bike. Memang, momentum yang dihasilkan dari putaran roda fixed gear akan sangat membantu pembalap untuk mencapai kecepatan setinggi-tingginya, tapi karena resiko bahayanya maka penggunaan fixed gear untuk kompetisi akhirnya dibatasi di velodrom.
Mari kita loncat sejenak ke New York. Ibukota trendsetter dunia.
Jauh sebelum faksimili, jaringan internet, dan telepon selular, keberadaan kurir atau messenger untuk mengantar dokumen di distrik bisnis New York adalah sangat vital. Berhadapan dengan kemacetan lalu lintas, awalnya para messenger ini memilih untuk berjalan kaki, atau naik bus atau subway. Kultur bersepeda belum terlalu populer waktu itu, tenggelam di tengah kecintaan masyarakat Amerika pada mobil dan bahan bakar fosil.
Hingga kemudian beberapa messenger imigran dari Jamaika yang memiliki latar belakang sebagai atlet track bike di negara asalnya terpikir untuk menggunakan sepeda sebagai alat transportasi. Selain minus biaya karena minim perawatan (dengan sepeda track yang notabene fixed gear, tidak perlu khawatir akan kerusakan freewheel, derailer, atau rem. Karena memang nggak ada semua), bebas macet, dan jauh lebih cepat melibas kemacetan dibanding menunggu bus atau berjalan kaki. Walaupun kini tidak semua bike messenger menggunakan sepeda fixed gear, namun messenger yang menggunakan fixed gear memiliki status sosial lebih tinggi di mata sesama messenger.
Sebagai komunitas, tentunya para messenger ini memiliki pola sub-kultur tersendiri. Kehidupan mereka yang bebas, tidak terikat pada norma masyarakat “normal”, serta profesi yang menantang dan memicu adrenalin ini menarik perhatian kalangan hipster “gaul” yang mulai tertarik bersepeda, seiring merebaknya popularitas bersepeda di seluruh dunia kurang lebih pada pertengahan dasawarsa yang barusan lewat. Para hipster modis yang melek internet ini menjadikan fixed gear sebagai bagian dari fashion statement, terutama karena biasanya sepeda yang dipakai para messenger itu simpel (ya, karena nggak ada apa-apanya, rem aja nggak ada) namun dibuat sangat personal melalui pilihan warna dan komponen yang sesuai dengan kebutuhan pemiliknya. Selanjutnya, trend baru ini dibaca oleh kalangan di dunia fashion dan apparel, dan dengan bantuan internet… menyebarlah virus baru ini ke seluruh dunia.
Kok Bisa Sampai ke Indonesia?
Terima kasih kepada internet, akhirnya virus ini menyebar pula di Indonesia khususnya pada setahun belakangan ini.
Diawali dari Jakarta saat beberapa member sebuah forum khusus sepeda terbesar di Indonesia mulai saling “meracuni” dengan gambar-gambar sepeda fixed gear yang ditemukan di internet. Waktu itu, belum ada yang berani untuk membangun sepeda fixed gear, mengingat perbedaan kondisi lalu lintas Jakarta dan New York. Belum lagi keterbatasan parts yang ada di pasaran. Tapi tak butuh waktu lama untuk para pelopor ini untuk membangun fixed gear masing-masing, berbekal road bike uzur, parts akal-akalan, dan ilmu dari internet.
Tidak jauh berbeda dengan negara asalnya, di Indonesia pun penggunaan fixed gear dapat dibagi dalam beberapa klasifikasi. Yang getol ngebut, yang senang nge-trick (terutama untuk penggemar yang memiliki latar belakang skill BMX atau trials, atau kebanyakan nonton Youtube), yang biasa-biasa saja tapi gemar jalan jauh, minimal untuk commuting sehari-hari, yang murni melihat sepeda ini sebagai fashion statement (dengan kata lain, doyan dandan), dan gabungan dari beberapa klasifikasi di atas. Tiap kota besar, kecenderungannya pun berbeda. Misalnya, karena akses yang terbuka, anak-anak Jakarta bisa dibilang terdepan soal masuknya barang baru dari luar negeri. Atau betapa komunitas fixed gear di Bandung lebih terkenal karena custom frame bikinan sendiri serta variasi trik dan “kecongkakan” skill yang dimiliki lalu barang-barang track bike yang tergolong vintage yang jadi ciri khas anak-anak Jogja, dan lain-lain.
Yang jelas, penggemar fixed gear tulen umumnya disatukan oleh satu tujuan. Karena gemar bersepeda, dan merasakan sensasi (dan resiko bahaya) yang berbeda dari sepeda “biasa”.

Latihan Meningkatkan Kemampuan Sprint Anda

Bagi pembalap profesional terutama pembalap spesialis sprint (sprinter)  adalah mutlak finish terdepan di garis finish, sedangkan para hobies ataupun penggemar olah raga sepeda terutama yang menggeluti olahraga balap sepeda, pasti bertanya-tanya bagaimanakah dapat memacu roadbike mereka hingga mencapai kecepatan 40mph (64.37 km/h) bahkan lebih.
Hingga saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa the fastest sprinter pro tour adalah pembalap Inggris dari Columbia HTC “The Mankman” Mark Cavendish. Sedangkan untuk raja velodrome adalah pembalap Inggris Chris Hoy, para sprinter tersebut mampu memacu sepeda mereka hingga 60mph.

Chris Hoy
Chris Hoy
Chris Hoy dan Mark Cavendish, mereka berdua adalah sprinter.  Mereka mampu menjadi yang tercepat dilintasan akan tetapi Hoy dan cavendish mempunyai disiplin ilmu yang berbeda dalam hal Sprint.
Chris Hoy berlaga di velodrome yang membutuhkan akselerasi yang mendadak dan sesaat. Chris Hoy ketika start dengan berdiri, sedang Cavendish adalah pembalap Pro Tour roadrace yang memerlukan endurance (daya tahan) yang lebih dibandingkan pembalap sprint velodrome (track).
Cavendish memiliki ketahanan (endurance) yang baik. Tidak hanya endurance, Mark Cavendish juga memiliki tim yang sempurna, Columbia HTC mengantarkan dan melindungi Cavendish untuk mendapatkan posisi bagus ketika sprint.
Sprint, pada dasarnya ada 3 hal pokok yang menjadi kunci utama untuk meningkatkan skill sprint kita yaitu;
1. Output Endurance yang besar
2. Berat Badan proporsional
3. Toleransi anaerobik yang baik
Jika Anda ingin meningkatkan kemampuan Sprint, ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya adalah teknik yang sempurna, koordinasi yang sempurna (team work) dan tentunya practise make perfect.
Robie McEwen
Robbie McEwen, anda tentu ingat dengan nama ini sprinter Austaralia yang pernah bergabung bersama Lotto-Adecco di tahun 2002-2008 ini.
McEwen adalah sprinter yang sangat cerdas, dia sangat lihai dalam urusan teknik sprint diajang Pro Tour.
Robie McEwen
Robie McEwen
Meskipun tanpa tim tandem, Robbie mampu memanfaatkan tim lain untuk menariknya hingga mendapat posisi bagus menjelang garis finish.
Terlepas dari segala kontroversinya ketika berlaga, seperti bermain kasar dengan menyikut lawan sprint dan menghalangi lawan dengan Butt Head (menghalangi lawan dengan kepala). Robie adalah sprinter yang briliant pada masanya.
Robbie McEwen
Robbie McEwen
Prestasi terbaik Robbie adalah meraih Green Jersey TDF (2002, 2004, 2006), mungkin tidak setenar Eric Zabel maupun Mark Cavendish tapi teknik tinggi yang di miliki Robbie membuatnya melegenda.
Jika Anda ingin unggul dalam bidang ini (sprint), berlatih, berlatih, berlatih adalah kunci utama. Namun, ingat bahwa teknik yang baik dipelajari ketika tubuh pada posisi 100% fit, bukan ketika anda sedang Fatique (kelelahan).
Berikut beberapa tips untuk meningkatkan kemampuan Sprint :
Hill sprints :
Berlatih ditanjakan, bertujuan untuk melatih melawan Gradien. Latihlah kamampuan tersebut 20-40 detik dan terus meningkat. Latihan tersebut ini idealnya dilakukan dalam gigi (Chainring) yang besar.
Tentukan lokasi trek rolling (turunan-tanjakan) yang cepat, Latih kemampuan Hill Sprint dilokasi tersebut turun dengan cepat dan naik dengan cepat.
Tingkatkan kemampuan Hill Sprint dengan rolling yang panjang.
Jumps Sprint:
Dapat dilakukan sendiri atau dengan patner anda, atur kecepatan tiap 10 detik. Sprint pertama dengan kecepatan normal, lanjutkan dengan recovery (pemulihan), 10 detik selanjutkan sprint kembali dengan kecepatan lebih tinggi. Lakukan berulang-dua atau tiga kali dengan total sprint 5 menit dan recovery 5 menit.
Go long:
Hampir sama dengan Jumps Sprint, akan tetapi dengan trek lebih panjang dan interval lebih lama. Anda dapat menggunakan Tiang listrik sepanjang jalan sebagai patokan interval sprint dan recovery. Usahakan speed terus meningkat, jika sudah mulai menurun segera hentikan latihan dan coba istirahat sejenak.
Play racing:
Practice make perfect, setelah melakukan beberada basic sprint saatnya simulasi pada rute jarak jauh. Selain meningkatkan endurance anda, latihan sprint dengan kecepatan yang sudah diatur dapat terus meningkatkan performa sprint rider. Dapat dimulai dengan 30mph dan terus meningkat. Atur strategi interval recovery (pemulihan) untuk melakukan sprint selanjutnya. Sesi latihan seperti ini juga berguna untuk mengembangkan taktik tim dan menemukan pembalap yang layak menjadi sprinter tim anda.
Kinerja tubuh ketika sprint:
Pada umumnya, sprint hanya dilakukan hanya beberapa detik maksimal adalah 30 detik. Untuk detik pertama atau kedua dari sprint, Anda akan menggunakan energi tinggi dan senyawa-unit dasar energi dalam tubuh-ATP (Adenosin trifosfat). Setelah itu, disimpan ATP habis.
Energi memuncak pada 10 detik pertama, tubuh anda beralih ke senyawa lain yaitu kreatin fosfat (CP), untuk menghasilkan lebih banyak ATP. Semua ini dilakukan tanpa membutuhkan oksigen (anaerobik).
Selama 10 detik melakukan sprint, ATP yang dihasilkan memecah karbohidrat – sebuah proses yang disebut glikolisis (proses piruvat).
Fisiologi sprint tidak serumit meningkatkan kemampuan endurance anda. Rider menggunakan energi yang tersimpan dalam tubuh secara keseluruhan dan setelah itu hilang dan cukup banyak yang hilang. Ketika anda melakukan sprint memasuki last kilometer ataupun dalam trek velodrome, tidak mungkin anda minum atau bahkan memakan gel penambah energi.
Karena makanan dan minuman tersebut tidak diproses seketika oleh tubuh anda. Berlatih dengan giat dan mengasah teknik sprint adalah modal utama meningkatkan kemampuan Sprint Anda.
[Dr Garry Palmer, Cycling Plus]

sumber: zonasepeda.com

Tips Memilih Jenis Roadbike Tire – Clincher atau Tubular

Tire (Ban) merupakan lapisan terluar komponen wheelset kita, berfungsi membungkus rims (pelak) ketika wheel mengalami kontak langsung dengan jalan (road). Untuk roadbike pada umumnya terdapat 2 jenis tire, yaitu clincher dan tubular, manakah yang lebih sesuai untuk kebutuhan kita. Banyak pembalap profesional menggunakan tubular tire, seperti apakah perbedaan kedua jenis ban tersebut.
Berikut beberapa perbedaan antara Clincer tire dan Tubular tire Roadbike :
Tubular Tire
Tubular Tire
TUBULAR TIRE :
- Dari semua pilihan jenis ban (tire), tubular memiliki daya hambatan paling rendah ketika bersentuhan dengan road (lowest rolling resistance).
- Tubular tire lebih ringan dibandingkan jenis lain.
- Tubular rims lebih ringan dibandingkan clincer rims.
- Tekanan ban Tubular lebih besar dibandingkan ban jenis Clincer.
- Pada kasus ban kempis (flat tire), stability dan safety rider lebih aman  dengan ban jenis tubular.
- Ketika rider mengalami ban kempis, tubular tire lebih mudah pengendaliannya ketika riding.
- Perlu lem atau perekat ketika pemasangan pada rims.
- Memerlukan rims jenis tubular.
- Digunakan sebagian besar pembalap profesional.

clincher tire
clincher tire
CLINCHER TIRES:
- Dari semua pilihan jenis ban (tire), jenis clincher merupakan paling berat.
- Clincher tire menggunakan ban dalam, sehingga menambah beban wheelset dan menambah daya hambatan gelinding roda (rolling resitance).
- Perlu adanya rims liner (sabuk rims), menambah berat wheelset.
- Ban jenis clincher memiliki berat lebih dibandingkan dnegan jenis tubular.
- Rolling resistance (hambatan daya gelinding) lebih besar di bandingkan jenis tubular.
- Pada kasus ban kempis, penggantian tidak secepat jenis tubular.
- Tidak perlu menggunakan lem, ketika pemasangan pada rims.
- Dapat langsung digunakan setelah selesai instalasi pada rims dan penambahan angin. Tidak perlu menunggu perekat melekat sempurna, seperti pada Tubular Tire.
- Pada kasus ban kepis (flat tire), berdampak langsung pada stability dan safety rider.
Untuk kebutuhan race ataupun training race, tubular tire merupakan pilihan yang tepat. Berat yang ringan, daya hambat yang rendah merupakan penunjang utama untuk meraih hasil maximal ketika race.
Pro Tour seperti Tour de France, bobot seringan mungkin pada komponen wheelset sangat berpengaruh. Tidak hanya ringan, instalasi yang cepat ketika mengalami ban kempis (flat tire) merupakan hal pokok pada event pro tour.
Rims wheelset khusus digunakan untuk tubular tire, Rims jenis clincher tidak bisa digunakan untuk Tubular tire.
Tubular Tire untuk Clincher Rims
Tubular Tire untuk Clincher Rims
Saat ini sudah banyak beredar tubular tire yang bisa dipasang pada rims clincer (misal TOFU tubles bicyles tire).
Tire jenis ini dapat dipasang di rims clincher, memiliki fitur yang tidak kalah dengan tire yang murni tubular.
Tofu tubular bahkan tidak memerlukan perekat ketika instalasi, tidak perlu adanya linner rims, lebih ringan dan dapat langsung digunakan setelah instalasi pada wheelset selesai.
Untuk stability dan safety sesuaikan rims dengan jenis yang kita pakai, harga jenis ban tubular tentunya lebih mahal di bandingkan jenis clincher.
Wheelset rims jenis tubular juga lebih mahal dibandingkan clincher rims.

sumber: zonasepeda.com

Tips Mencegah Cidera pinggang dan punggung Ketika bersepeda

Backpain (sakit bagian belakang), pinggang dan punggung merupakan bagian belakang badan kita. Bagian tersebut sering mengalami cidera atau sakit ketika kita bersepeda dalam jarak yang cukup jauh. Cidera yang kita alami mengakibatkan sakit yang bekepanjangan jika tidak segera dilakukan recovery (pemulihan). Banyak faktor yang perlu diperhatikan jika kita sering mengalami sakit pada bagian tersebut.
Berikut Tips untuk mengurangi dan mencegah Backpain yang berlebihan ketika bersepeda (Physiotherapist Tim Pigott, Triathlon Plus):

Panjang Kaki - Image healthcare.uiowa.edu
Panjang Kaki - Image healthcare.uiowa.edu
Panjang Kaki
Periksa panjang kaki Anda: jika Anda memiliki panjang kaki yang berbeda (baik karena perbedaan aktual dalam panjang tulang kaki atau pronasi kaki dan panggul). Panjang kaki yang berbeda, mengakibatkan bagian kaki yang pendek akan menarik pinggul lebih kebawah ketika melakukan pedaling. Minta bantuan rekan anda untuk memeriksa tingkat tinggal pinggul anda ketika kaki pada puncak pedaling.

Panjang Stem - Image parktool.com
Panjang Stem - Image parktool.com
Panjang Stem
Bike Fitting yang tepat tentunya memberikan kenyamanan lebih ketika anda bersepeda dalam jarak jauh. Kesalahan paling sering ditemukan adalah penggunaan Steam (batang penghubung handlebar dengan fork depan) yang terlalu pendek. Stem yang terlalu pendek memaksa rider menjadi posisi membungkuk yang berlebihan (over).
Posisi rider yang terlalu membungkuk menyebabkan tulang ligamen dan otot akan berkerja berlebihan dibagian tulang belakang, pada kasus yang ekstrim membuat tekanan yang berlebih pada syaraf pinggang.
Jika Stem yang pendek mengakibatkan sakit pada pinggang, kebalikannya jika stem terlalu panjang mengakibatkan punggung menjadi sakit. Jika anda mengalami sakit pada bagian sekitar leher, bahu kemungkinan karena posisi badan yang terlalu merebah. Hal lain yang perlu diperiksa adalah ketinggian stem, posisi stem yang terlalu rendah mengakibatkan stres pada bagian bawah punggung.

Sadle seat - Foto Columbia-HTC
Sadle seat - Foto Columbia-HTC
Posisi Sadle Seat (tempat duduk)
Sebuah studi mempelajari bagaimana posisi sudut sadle mempengaruhi kinerja punggung bagian bawah. Perubahan sudut sadle yang tidak tepat mengakibatkan cidera punggung bagian bawah. Dengan hanya menyesuaikan sudut sadle dan meletakkan kembali kembali dalam sudut netral, 70 persen dari para pengendara sepeda dibebaskan dari sakit punggung. Jadi periksa sudut kursi (sadle) sepeda anda- aturan baku yang paling mudah adalah posisi sadle harus sejarar dengan rata-rata tanah.
Variasi Posisi ketika bersepeda
Variasi posisi ketika bersepeda sangat menolong mengurangi cidera bagian belakang punggung dan pinggang. Ketika berlatih atau sekedar recovery biasakan memvariasikan posisi anda ketika ridding. Berdiri diatas sadle untuk beberapa saat sangat membantu mengurangi tekanan pada punggung, ketika medan menanjak tetap variasikan posisi anda diatas sepeda. Geser posisi duduk anda mulai dari depan, tengah dan belakang sadle untuk mengurangi stres pada bagian punggung bawah.
Latihan otot pinggang dan punggung
Banyak orang ketika pemanasan lebih melatih otot perut dan otot punggung bawah (rektus abdominus, internal, eksternal obliques, dan transversus abdominus) dengan tujuan untuk menghindari cidera backpain. Beberapa penelitian menunjukan backpain tidak hanya disebabkan oleh tiga otot utama tersebut, untuk punggung bagian bawah, panggul dan pinggul terdapat 29 wilayah otot yang berbeda, masing-masing memerlukan latihan yang sesuai dan memadai.
Backpain
Backpain
Nyeri punggung bawah atau ketidaknyamanan ketika bersepeda dapat disebabkan karena sejumlah besar otot-otot di daerah ini, dan mungkin telah diabaikan dalam program latihan rutin.
Jika terlalu banyak penekanan pada daerah-daerah tertentu seperti perut (six-pack) maka terjadi ketidakseimbangan otot, menimbulkan rasa nyeri dan cedera. Karena itu perlu untuk menekankan pentingnya sebuah program latihan (training) yang komprehensif yang mencakup seluruh bagian panggul dan pinggul.
Treatment (perawatan)
Untuk mengurangi rasa sakit pada bagian belakang punggung dan pinggang anda dapat melakukan treatment (perawatan). Perawatan dapat anda lakukan jika sakit pada bagian belakang tersebut tidak berangsur hilang. Gunakan Obat penghilang rasa sakit yang biasa anda gunakan atau sesuai dengan anjuran dokter. Kompres bagian yang sakit dengan ES atau air panas (tergantung selera) selama kurang lebih 48jam.
Backpain Treatment - Foto Bikeradar
Backpain Treatment - Foto Bikeradar
Treatment dengan terapi pijat juga dapat membantu mengurangi rasa sakit, pijatan-pijatan lembut pada bagian yang sakit dapat mengurangi stres pada otot. Kurangi Aktifitas yang ekstrim yang dapat memperburuk cidera.
Jika rasa sakit tidak segera hilang, periksalah kedokter atau ahli Physiotherapist. Dengan mendatangi Dokter atau Terapis anda dapat mengetahui secara lebih terperici sebab cidera yang anda alami. Cidera serius bagian punggung dan pinggang bisa disebabkan karena ; dislokasi sendi, sindroma sendi permukaan, disfungsi sendi sacroiliac atau linu panggul dan spondylosis.
Bike Fitting - Foto competitivecyclist.com
Bike Fitting - Foto competitivecyclist.com
Backpain dapat anda cegah dari awal, Bikefitting memegang peranan penting dalam hal ini :
Berikut url penghitungan bikefitting dari competitivecyclist.com

sumber: zonasepeda.com

November 21, 2010

Review Polygon Xtend 2009

Harga : Rp. 2. 650.000
Polygon Xtend merupakan Sepeda Gunung MTB keluaran Polygon tahun 2009 ini tidak banyak beredar di pasaran, isunya sepeda ini adalah produk export polygon untuk asia-pasifik. Keluaran polygon generasi sejenis yaitu Polygon xtrada kelebihan Xtend 2009 adalah rem depan dan belakang sudah menggunakan disc brake. Untuk kelas sepeda gunung sudah cukup layak untuk cross country (XC), downhill dengan medan yang tidak terlalu extrims.


Rider kami juga mencobanya di medan downhill yang tidak terlalu curam, xtend mampu dikendalikan dengan aman dan nyaman. Menurut rider kami kekurangan lebih pada suspensi (fork) depan yang keras meski sudah di adjust maximal,
finishing frame yang kurang halus.
Ban depan dan belakang yang relatif kecil kurang cocok untuk offroad, Shifter lumayan responsif dalam pengaturan pemindahan gigi. Untuk medan offroad dan downhill yang agak curam perlu upgrading di suspensi, ban depan dan belakang serta komponen rem depan dan belakang.
FRAME :Allumunium Alutech 6067 UltraliteBiaxial Literal Twist Tubing
FORK : XCT V2
BB : Polygon
BRAKE LEVERS : Shimano V-brakes
BRAKES F/R : Textro XOX
CHAIN : Narrow KMC
CHAINWHEEL : SR SUNTOUR
DERAILLEURS F/R : Shimano 050/Shimano Acera
HANDLEBAR : Polygon
STEM : Polygon
HEADSET : Polygon
HUBS : -
PEDALS : -
RIMS : Araya
SADDLE : Selle Royale
SEAT CLAMP : -
SEATPOST : Polygon Kalin
SHIFTER F/R : 3 Speed Shimano/8 Speed Shimano
TIRE F/R : Kenda Kwick 195
Dengan harga yang cukup lumayan murah untuk sepeda gunung MTB, Xtend 2009 layak di jadikan pilihan.

sumber: zonasepeda.com

Manfaat Menggunakan Bar End pada MTB / Hybrid Bike

 Bar Ends, merupakan salah aksesoris pelengkap yang digunakan di sepeda MTB atau Hybrid yang menggunakan Flatbar.
Tidak ada salahnya kita memahami lebih mendalam, kelebihan dan kekurangan penggunaan Bar ends pada sepeda terutama MTB Hard Trail dan Hybrid Bike.
Bar Ends MTB Hardtrail - Foto lerun.com
Bar Ends MTB Hardtrail - Foto lerun.com
Bar ends merupakan salah satu komponen pelengkap dalam bersepeda, merupakan ektensi yang terpasang diujung setang kemudi sepeda. Pada umumnya Bar ends dipasang di MTB Hardtrail dan Hybrid. Para rider menggunakan Bar ends bertujuan  memberikan variasi jenis peganggan ketika berkendara dan dapat mengatuh posisi tubuh ketika riding.
Bar ends dapat juga meningkatkan kenyamanan bagi pengendara karena posisi tangan yang netral (telapak tangan ke dalam). Posisi tangan yang nyaman memberikan efek lebih pada ketegangan otot tangan ketika riding.
Grip Bar ends
Beberapa Bar ends sudah include dengan stang kemudi alias dilas menjadi satu dengan handlebar atau menjadi satu dengan handlegrip.  Bar ends mulai populer di awal 1990-an, mulai ditinggalkan ketika akhir tahun 1990-an. Dalam beberapa kasus, Bar ends menyulitkan rider ketika melintas medan yang berkelok, penggunaan bar ends yang terlampau panjang juga dapat mengganggu kenyamanan ketika melintas dimedan cross country yang banyak pepohonan.
Ergo Bar Ends
Ergo Bar Ends
Penggunaan Bar ends juga memberikan efek negatif ketika melakukan pengereman mendadak, karena rider harus memidah posisi tangan sehingga sepeda tidak berhenti seketika.
Berikut Kelebihan dan kekurangan penggunaan Bar ends.
Kelebihan :
- Memberikan kenyamanan riding ditanjakan
- Memungkinan tubuh untuk bernafas lebih nyaman, karena bagian atas tubuh terbuka.
- Beberapa model Bar ends dapat melindungi tangan anda ketika jatuh (posisi tangan normal).
- Membantu mencegah kelelahan (fatigue) dengan menawarkan lebih banyak variasi posisi tangan.
- Sedikit banyak membantu menambah kecepatan, karena posisi rider menjadi lebih menunduk.
Kekurangan :
- Menambah berat sepeda, karena adanya komponen tambahan.
- Jika menggunakan Flatbar berbahan Carbon, resiko setang kemudi patah sangat besar.
- Bar ends yang banyak beredar memakan kurang lebih 1Inch handlebar, jika anda rider yang memiliki bahu yang lebar tentunya penggunaan bar ends sedikit mengganggu kenyamanan.
- Peningkatan resiko cidera ketika crash, posisi tangan pada bar ends.
Tips pemasangan Bar ends :
Tidak ada aturan baku mengenai sudut kemiringan bar ends, kita dapat memulainya dari sudut 45 derajat. Jika dirasa posisi tangan terlalu maju kedepan atau terlampau kebelakang aturlah sesuai kenyamanan ketika ridding.
Specialized Carbon Bar ends
Specialized Carbon Bar ends
Bar ends yang panjang dan terpasang terlampau kebelakang membuat sepeda terlihat kurang menarik dan menambah resiko ketika jatuh .
Gunakanlah Bar ends yang egronomis sesuai dengan lekukan gengaman tangan, bar ends yang egronomis memberikan kenyamanan lebih ketika touring jarak jauh.
Carbon Bar ends
Carbon Bar ends
Jika kocek berlebih tidak ada salahnya menggunakan Bar ends berbahan carbon (mengurangi bobot sepeda) atau grip handlebar yang include dengan bar ends.
Grip Bar end - Foto Bikeradar.com
Grip Bar end - Foto Bikeradar.com
ref:
- wikipedia
- dirtworld
Jika ada menggunakan riser bars, ada baiknya jangan menambah bar ends. Selain fungsinya menjadi terkecualikan, banyak rider yang akan melihat tampilan sepeda anda terlihat aneh.

sumber: zonasepeda.com

Sepeda Pilihan Bicycling Magazine 2010

Bycling, salah satu media on-line dan offline sepeda dunia secara rutin memberikan penghargaan pada para vendor pembuat sepeda dunia. Ajang rutin tersebut dikenal dengan “Bicycling Magazine’s Editors’ Choice Winners”.
Ribuan sepeda dari berbagai jenis dan merek di tes oleh para editor Bicyling Magazine, terdiri dari beberapa kategori baik roadbike maupun mountain bike. Tidak hanya road dan MTB, Bicycling juga memberikan nominasi penghargaan untuk Commuter bike (sepeda kota) yang biasa di pakai sehari-hari.
Sepeda dari berbagai merek tersebut di uji coba sehingga muncul para nominasinya, kurang lebih 11 kategori diantaranya :
1. ENTRY-LEVEL ROAD
2. WOMEN’S ROAD
3. PLUSH ROAD
4. RECREATIONAL ROAD
5. ENTHUSIAST ROAD
6. RACE ROAD
7. DREAM ROAD
8. COMMUTER
9. TRIATHLON
10. TRAIL BIKE
11. PERFORMANCE XC
Penghargaan pilihan para editor Bicycling tersebut disampaikan pada para vendor pembuat sepeda pada tanggal 16 April, diajang Sea Otter Classic di Monterey, California. Penghargaan Pilihan Editor tersebut dianggap sangat berpengaruh di mata para pembaca Bicycling dan tentunya industri bersepeda.
Sepeda apa sajakah yang berhasil menjadi pemenang pada pemilihan tersebut ;
1. ENTRY-LEVEL ROAD :
Giant Defy 2
Giant Defy 2
Harga : $1,100
2. WOMEN’S ROAD:
Giant TCR Advanced 1
Giant TCR Advanced 1
Giant TCR Advanced 1
Harga : $3,400
3. PLUSH ROAD:
Cannondale Synapse Carbon 3
Cannondale Synapse Carbon 3
Cannondale Synapse Carbon 3
Harga $3,200
4. RECREATIONAL ROAD:
Jamis Xenith Comp
Jamis Xenith Comp
Harga $1,950
5. ENTHUSIAST ROAD:
Focus Izalco Expert Ultegra
Focus Izalco Expert Ultegra
Harga $3,400
6. RACE ROAD:
Pinarello Dogma 60.1
Pinarello Dogma 60.1
Harga $5,500
7. DREAM ROAD
Guru Photon
Guru Photon
Harga $4,900 (frame dan fork)
Fullbike $9,600 (ketika diuji)
8. COMMUTER:
Breezer Uptown 8
Breezer Uptown 8
Breezer Uptown 8
Harga $879
9. TRIATHLON:
Cervelo P3 Ultegra
Cervelo P3 Ultegra
Cervelo P3 Ultegra
Harga $3,600
10. TRAIL BIKE:
Specialized Stumpjumper FSR Comp
Specialized Stumpjumper FSR Comp
Harga $2,200
11. PERFORMANCE XC 29er:
Specialized Epic Marathon 29
Specialized Epic Marathon 29
Specialized Epic Marathon 29
Harga $6,100
Sebuah gelar prestisius dan membanggakan bagi industri sepeda yang terpilih dan masuk nominasi, karena Bicycling adalah salah satu majalah sepeda terbesar didunia.

sumber: zonasepeda.com

Gee Atherton Juara Seri Final UCI Downhill WorldCup 2010

Setelah berhasil merebut posisi Overall Classification dari Greg Minnaar di seri al di Sole Italia, pembalap Commencal Gee Atherton tampaknya tidak mau kehilangan gelarnya untuk tahun ini.
Gee menutup UCI Downhill Worldcup 2010 dengan menjadi yang terdepan di seri Windham NY USA, sekaligus membulatkan posisinya di Overall Classification.
Meskipun disesi kualifikasi Gee tidak bisa tampil sempurna, dimana rekan satu tim Greg Minnaar di Santa Cruz Syndicate Steve Peat menguasai sesi kualifikasi.
Tapi ketika final race berlangsung, tantangan datang dari rival terdekatnya yaitu Greg Minnaar yang juga mengincar gelar worldcup tahun ini.
Gee unggul 0.37 detik dari Minnaar, dan berhak atas gelar UCI Downhill Worldcup 2010 dengan 1229 point diikuti Greg Minnaar dengan 1185 point.
Total terdapat lima pembalap Inggris yang nonkrong di 10 besar Overall Classification diantaranya adalah : Gee Atherton, Marc Beaumont, Brendan fairclough, Steve Peat dan Danny Hart.
Berikut hasil Seri ke 6 UCI Downhill Windham NY USA :
1. Gee Atherton (GBr) Commencal 2:28.28
2. Greg Minnaar (RSA) Santa Cruz Syndicate +00.37
3. Samuel Blenkinsop (NZl) Lapierre International +01.91
4. Aaron Gwin (USA) Yeti Fox Shox Factory Race Team +02.60
Final Overall Point Classification UCI Downhill Worldcup 2010 :
1. Gee Atherton (GBr) Commencal 1229
2. Greg Minnaar (RSA) Santa Cruz Syndicate 1185
3. Samuel Blenkinsop (NZl) Lapierre International 864
4. Aaron Gwin (USA) Yeti Fox Shox Factory Race Team 757

sumber: zonasepeda.com

Frank Schleck JuaraTour de Suisse 2010

Pembalap Luxemburg yang tergabung dalam Team Saxobank “Frank Schleck“, berhasil menjadi Juara Tour de Suisse 2010. Frank yang sebelumnya berada di peringkat 4 Generall Classification, berhasil memimpin GC Tour de Suisse 2010 dan merebut Yellow Jersey dari pembalap Belanda Robert Gesink yang tergabung dalam Team Rabobank.
Frank Schleck tampil menawan pada etape final Tour de Suisse 2010, yang merupakan Stage ITT (Individual Time Trial). Frank finish diurutan ke-13 dengan catatan waktu 1 menit 14 detik, rute Flat ITT berlangsung di kota Liestal. Catatan waktu tersebut cukup untuk menumbangkan pemegang yellow Jersey sebelumnya, Robert Gesink.

Frank Schleck Yellow Jersey Tour de Suisse 2010 - Foto Sirotti
Robert Gesink meraih Yellow Jersey pada etape Mountain Stage enam, gap waktu antara Gesink dan Frank adalah 38 detik. Gesink dan Frank adalah pembalap Climber yang sebenarnya tidak terlalu bagus untuk etape Time Trial, tapi Frank membuktikan dirinya lebih baik pada race kali ini.

Robert Gesink - Foto Bettini
Tony Martin (HTC-Columbia) menjadi juara stage final ITT Liestal sejauh 26,9 km, diikuti Fabian Cancellara (Saxo Bank) diurutan ke-2 dan David Zabriskie (Garmin – Transitions) di posisi ke-3.



Juara Final Stage ITT Tour de Suisse 2010 - Foto Sirotti
Lance Armstrong yang dipredisikan mampu menjadi merebut Yellow Jersey dari tangan Robert gesink, finish diurutan 11 terpaut 1 menit 9 detik dari Tony Martin.
Lance yang sebelumnya berada di peringkat 7 GC, terpaut 55 detik dari Robert Gesink, berhasil naik podium GC diperingkat dengan hanya terpaut 12 detik dari Frank Schleck.
Podium 1,2 dan 3 Tour de Suisse 2010 (Lance Armstrong, Frank Schleck, Jakob Fuglsang) - Foto Bettini
“Saya sangat terkejut dengan hasil ini, saya bukan pembalap Time Trial, tapi saya terus melatih skill TT saya. Race kali ini tanpa tekanan apapun, hasil ini merupakan persiapan yang bagus menjelang Tour de France 2010″, hasil wawancara Frank Schleck dengan Cyclingnews.
Berikut hasil Tour de Suisse Stage 9 2010 Liestal (ITT) 26.9km
1 Tony Martin (Ger) Team HTC – Columbia 0:32:21
2 Fabian Cancellara (Swi) Team Saxo Bank 0:00:17
3 David Zabriskie (USA) Garmin – Transitions 0:00:29
4 Gustav Erik Larsson (Swe) Team Saxo Bank 0:00:48
5 Levi Leipheimer (USA) Team Radioshack
6 Andreas Klöden (Ger) Team Radioshack 0:00:52
7 Jakob Fuglsang (Den) Team Saxo Bank
8 Maxime Monfort (Bel) Team HTC – Columbia 0:00:57
9 Wouter Poels (Ned) Vacansoleil Pro Cycling Team 0:01:02
10 Stijn Devolder (Bel) Quick Step 0:01:07
11 Lance Armstrong (USA) Team Radioshack 0:01:09
12 Nicolas Jonathan Castroviejo (Spa) Euskaltel – Euskadi 0:01:14
13 Fränk Schleck (Lux) Team Saxo Bank
14 Alessandro Ballan (Ita) BMC Racing Team 0:01:20
15 Jérémy Roy (Fra) Française Des Jeux 0:01:21
16 Thor Hushovd (Nor) Cervelo Test Team 0:01:22
17 George Hincapie (USA) BMC Racing Team
18 Grischa Niermann (Ger) Rabobank 0:01:26
19 Luis Leòn Sánchez Gil (Spa) Caisse d’Epargne 0:01:32
20 Roman Kreuziger (Cze) Liquigas-Doimo 0:01:33
Final general classification Tour de Suisse 2010
1 Fränk Schleck (Lux) Team Saxo Bank 35:02:00
2 Lance Armstrong (USA) Team Radioshack 0:00:12
3 Jakob Fuglsang (Den) Team Saxo Bank 0:00:17
4 Steve Morabito (Swi) BMC Racing Team 0:00:23
5 Robert Gesink (Ned) Rabobank 0:00:27
6 Tony Martin (Ger) Team HTC – Columbia
7 Rigoberto Uran (Col) Caisse d’Epargne 0:00:33
8 Andreas Klöden (Ger) Team Radioshack 0:00:48
9 Joaquin Rodriguez Oliver (Spa) Team Katusha 0:01:09
10 Levi Leipheimer (USA) Team Radioshack 0:01:14
Final Points Classification Tour de Suisse 2010
1 Marcus Burghardt (Ger) BMC Racing Team 50 pts
2 Jose Joaquin Rojas Gil (Spa) Caisse d’Epargne 50
3 Marco Marcato (Ita) Vacansoleil Pro Cycling Team 43
Final Mountain Classification Tour de Suisse 2010
1 Mathias Frank (Swi) BMC Racing Team 49 pts
2 Wouter Poels (Ned) Vacansoleil Pro Cycling Team 40
3 Robert Gesink (Ned) Rabobank 21
Persiapan para pembalap Dunia menjelang Tour de France 2010 tampaknya semakin sempurnya. Para GC Contender TDF 2010, membuktikan dengan meraih hasil maksimal pada event tour maupun klasik race sebelum TDF di gelar. Tour de France 2010 digelar bulan depan tepatnya pada tanggal 3 Juli 2010.

sumber: zonasepeda.com